Rabu, 18 Februari 2009

Potensi SDA Sultra Melimpah

Menteri Pertanian (Mentan) RI Anton Apriyantono salut terhadap potensi Sumber Daya Alam (SDA) Sultra, terutama bidang pertanian. Namun potensi ini katanya belum digarap maksimal oleh pemerintah.

"Potensinya sangat besar. Tetapi masih banyak yang belum tergarap. Ini adalah persoalan bersama, mulai dari pemrintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupetan," ujar Anton, usai melakukan kunjungan kerja di Konawe dan Kolaka, Sabtu (14/2).

Menurut Anton, potensi ini bisa digarap dengan maksimal. Hanya saja katanya, anggarannya terbatas.

Anton juga menyebut soal investor. Ia mengatakan sangat mendukung jika ada investor yang berani masuk sebuah daerah, menanam investasi bidang peranian. Departemen Pertanian kata Anton siap melakukan kerjasama.

"Di Sultra, sudah ada investor yang masuk. Grup Bin Laden. Mereka akan menanam investasi di Sultra untuk tanaman padi. Saya kira ini harus didukung, demi kepentingan masyarakat, daerah dan bangsa Indonesia tentunya," ungkap Anton.

Soal, keberhasilan Indonesia menjadi swasembada beras tahun 2008, kata Anton stoknya baru sebatas memenuhi pasaran dalam negeri. Anton menambahkan tahun 2009 ini, selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemerintah juga akan terus menggenjot produksi padi sampai mencapai pasaran luar negeri.

"Mudah-mudahan ini bisa tercapai, sehingga kita tidak lagi mengimpor beras dari luar negeri, tetapi akan menjadi pengekspor beras," ujarnya.

Di sisi lain, soal kelangkaan pupuk di Indonesia, menurut Anton ini tidak menjadi persoalan. Ia mengaku sebenarnya tidak ada kelangkaan pupuk di Indonesia. Yang terjadi katanya peningkatan permintaan petani terhadap pupuk.

"Tidak ada kelangkaan pupuk. Yang ada hanya naiknya permintaan pupuk bersubsidi bagi petani. Permintaan ini sudah direspon pemerintah. Produksi pupuk dalam negeri harus ditingkatkan," tambah Anton.

Mentan Anton Apriyantono, melakukan kunjungan kerja di Sultra selama dua hari, mulai 13-14 Februari 2009. Kunker selama dua hari, Mentan didampingi Gubernur Sulawesi Tenggara H Nur Alam SE. Daerah yang dikunjungi, Konawe dan Kolaka.

Di Konawe, kunker dipusatkan di Desa Karandu Kecamatan Wawotobi. Rombongan menteri diterima langsung Bupati dan Wakil Bupati Konawe Lukman Abunawas dan Masmuddin. Unsur Muspida Konawe juga turut menyambut kedatangan Mentan.

Mentan disambut Tarian Mondotambe. Tarian khas adat Tolaki khusus menyambut tamu penting. Mentan melakukan pertemuan selama lebih kurang 3 jam. Banyak hal yang dibicarakan. Diantaranya, bagaimana realisasi program pemerintah pusat bidang pertanian seperti Pengembangan Usaha Agribisnis Petani (PUAP), di Konawe.

Rata-rata petani mengaku cukup puas dengan program ini. "Program ini sangat menyentuh masyarakat langsung. Kami berharap, tahun 2009 program ini masih berlanjut," ujar Maskut, salah satu kelompok tani.

Dalam pertemuan itu, Anton Apriyantono mengatakan sekelmbalinya dari Kunker di Sultra akan mebicarakan persoalan ini di Departemen pertanian. Selain temu wicara, Mentan bersama Gubernur Sultra sempat memberikan bantuan hand traktor, dan bibit padi secara simbolik kepada sejumlah petani di Kecamatan Wawotobi.

Kunker berlanjut di Kolaka. Di Kolaka, Mentan didampingi Gubernur disambut Bupati Kolaka Buhari Matta. Acara penyambutan di pusatkan di Kecamatan Tirawuta perbatasan Kolaka dan Konawe. Acara berlanjut di Rumah Kediaman Bupati Kolaka. Ramah tamah dengan Muspida Kolaka.

Esoknya, Sabtu (14/2) Mentan meninjau beberapa lokasi tempat program pembangunan Kabupaten Kolaka, di Kecamaan Mowewe. Mentan diantaranya meninjau bedah rumah ALADIN (Atap Lantai Dinding), penggemukan sapi dan sambung samping Kakao.

Mentan juga meninjau laboratorium lapangan padi sawah di Desa Watuputeh masih Kecamatan Tirawuta Kolaka, dirangkaikan temu wicara dengan masyarakat.

Sama dengan di Konawe, masyarakat tani di Kolaka mengharapkan program pemerintah pusat seperti PUAP bisa berlanjut tahun 2009. Mentan sendiri mengatakan akan membicarakan persoalan ini di Departemen Pertanian.

"Kunker kali ini adalah menyerap aspirasi masyarakat, bagaimana program-program pemerintah pusat tentang pengembangan pertanian. Sama seperti daerah lain di Indonesia, ternyata Sultra juga secara umum menginginkan program ini berjalan secara berkelanjutan," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar