Kamis, 19 Februari 2009

Sekilas Tentang Organisasi Green Press

Latar Belakang

Berawal dari keprihatinan sejumlah wartawan terhadap kondisi lingkungan yang kian memprihatikan akibat tingginya kegiataan ekspolitasi yang dilakukan manusia tanpa mempertimbangkan aspek keberlanjutan ekologi.

Para wartawan melihat kondisi tersebut menjadi fenomena, dimana kerusakan dan pencemaran lingkungan di Indonesia dari hari ke hari kian menghawatirkan karena pemanfaatannya telah berada diambang batas toleransi.

Masalah lain yang tak kalah peliknya adalah belum sinerginya peran stakholder dalam pelestarian lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam. Hal ini tidak terlepas dari adanya problem komunikasi para pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan lingkungan.

Sementara di sisi lain, peran media yang diharapkan menjadi media komunikasi informasi lingkungan belum berjalan efektif seperti yang diharapkan, karena kuatnya paradigma industrialisasi pers yang dianut para pemilik media. Apalagi masih adanya pandangan miring para pengiat media bahwa isu lingkungan adalah sesuatu yang tidak menarik atau dengan kata lain tidak seksi untuk dijual. Ini dapat dilihat dari kurangnya pemberitaan isu-isu lingkungan dimedia massa.

Disadari peran media dalam menjembatani berbagai permasalahan lingkungan dipandang cukup strategis, mengingat pers dapat diterima semua kalangan dan mampu menjadi mediator ampuh dalam menyelesaikan problem komunikasi lingkungan hidup. Terlebih lagi pers merupakan ujung tombak dari perluasan informasi komunikasi, ini sejalan dengan UU No 23 Tahun 1997 Bab III pasal 5 tentang pentingnya informasi lingkungan. Selain itu pers sebagai kekuatan sosial kontrol terhadap jalannya proses pemerintahan dan proses demokratisasi tentu sangat membantu dalam mendukung proses advokasi kebijakan lingkungan yang lebih partisipatif.

Dari kondisi tersebut diatas sejumlah wartawan yang bekerja di berbagai media massa dan elektronik di Sulawesi Tenggara pada tanggal 3 Oktober 2004 mendeklarasikan lahirnya wadah lingkungan yang diberi nama Green Press (Perkumpulan Wartawan Lingkungan).

Untuk memperkuat jaringan informasi lingkungan Green Press memiliki jaringan wartawan di sulawesi yang berasal dari berbagai media dan aktif memberikan kontribusi dalam kerja-kerja Green Press berjumlah 46 jurnalis.

Visi

Terbangun dan terwujudnya kebijakan yang transparan, inklusif dan demokratis dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

MISI

Mediator advokasi komunikasi informasi para pihak dan publikasi media guna mendorong proses transparansi kebijakan, serta partisipasi publik dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan

Program Kerja

Penguatan Kapasitas Jurnalis

Kepekaan dan kepedulian seorang jurnalis terhadap linkungan penting untuk ditumbuhkan kepada insan-insan pers, oleh karenanya pendidikan dan pelatihan diharapkan mampu menumbuhkan perspektif lingkungan di kalangan wartawan. Atas dukungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia Green Press mengelar lokakarya jurnalistik lingkungan tahun Juni 2005. Pada November 2005, MFP-DFID (Multistakeholder Forestry Programme – Departemen For International Development) juga memberikan dukungan yang sama kepada Green Press dengan menggelar lokalatih jurnalistik lingkungan PSDA dan kemiskinan yang melibatkan jurnalis se-Sulawesi. Pendidikan dan latihan sangat berguna agar dapat ‘mempengaruhi’ tulisan atau pemberitaan yang ditulis oleh seorang jurnalis dalam karya yang berkaitan dengan lingkungan, PSDA dan kemiskinan, sehingga lebih bernuansa sence of envioroment dan dapat menularkan ilmu lingkungan di daerah masing-masing.

Investigasi

Investigasi kerusakan hutan jati dibeberapa wilayah di sulawesi tenggara diantaranya di Kabupaten Muna dan Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) yang selanjutnya data-data hasil investigasi tersebut di publikasikan diberbagai media lokal (Kendari Ekspres dan Kendari Pos) dan nasional. Diskusi Penanganan Illegal logging di Sultra, sehingga akhirnya pihak DPRD Sultra tertarik untuk melakukan peninjauan langsung kelokasi hutan jati Konsel dengan mengajak serta aktivis GREEN PRESS serta melakukan kegiatan Investigasi ke areal kawasan HPH yang dikelolah PT Intixista di Kabupaten Konowe Kecamatan Asera yang pada saat itu mengalami musibah banjir.

Publikasi

GREEN PRESS melakukan himbauan dimedia cetak dan elektro kepada semua pihak di Sultra untuk mengadakan Moratorium kayu dolken terkait dengan maraknya penggunaan kayu dolken (anakan hutan) yang dipakai sebagai penyangga bangunan untuk bangunanan pertokoaan, perumahan dan perkantoran di Kota Kendari, dukungan atau himbauan serupa juga datang dari dilakukan oleh WALHI Sultra, PPLH Unhalu, Bappedalda Sultra, Pusat Komunitas Hijau, Yascita, TRAFEL Sultra dan NGO lainnya hasilnya ada SK Gubernur Sultra tentag pelarangan penggunaan Dolken.

Turut mendorong terbentuknya Badan Otorita Teluk Kendari, yang diharapkan bisa menjadi lembaga yang konsen dalam penanganan teluk Kendari bekerjasama dengan Lepmil, Bappedalda Sultra dan GREEN PRESS.

Tahun 2006 secara berkala menerbit tabloit lingkungan Jejak Sulawesi dan membangun radio Komunitas lingkungan Green News FM. Membangun komunitas filim dokumenter Kendari dan membuat enam buah film dokumenter.

Kampanye

Kampanye Lingkungan menjadi target Green Press yang dilakukan secara berkala dan berkolaborasi bersama LSM dan mahasiswa. Beberapa kampanye yang dilakukan seperti kampanye pelestarian Teluk Kendari bekerjasama dengan Bappedalda Sultra, Pusat Komunitas Hijau, GREEN PRESS, EPW Kota Kendari, Pusat Pengkajian Wilayah Pesisir dan laut (PPWPL) Unhalu dan Posko Pengaduan Lingkungan Hidup (PPLH) HMI Cabang Kendari, kampanye tersebut dilakukan melalui penempelan stiker dimobil, pemasangan spanduk dan pembagian poster yang bertema lingkungan. Peringatan hari Bumi 22 April 2005 melalui aksi pembagian pesan-pesan pelestarian lingkungan GREEN PRESS bekerjasama dengan WALHI Sultra, LSM lainnya yang juga bergabung sebagai anggota WALHI.tema yang diusung pada peringatan tersebut yakni krisis air yang mengancam kehidupan. Tahun 2006 - 2008 memperingati hari lingkungan hidup dengan membuat pameran dan pemutaran film dokumenter.

Membagun Inisiatif Lokal

n Memvirusi isu lingkungan kepada wartawan media lokal sulawesi tenggara (sebagaimana yang dijelaskan dalam program dan pngalaman kerja green press)

n Mendorong lahirnya pusat data lingkungan Sulawesi Tenggara (dalam tahap inisiasi)

n Mendirikan piranti media seperti radio komunitas lingkungan (Green News FM), Website Green Press dan forum mailing list serta penerbitan majalah lingkungan


Proses Sharelearning

Membangun dan memfasilitasi proses sharelearning para pihak untuk mewujudkan kebijakan lingkungan dan PSDA yang partisipatif.
Beberapa diskusi yang telah dilakukan diantaranya diskusi lingkungan dengan mengambil tema”Posisi Media dalam Pelestarian Lingkungan Hidup” yang dihadiri oleh sejumlah wartawan dari berbagai media di Kendari dan aktivis NGO. Diskusi tersebut diselenggarakan dalam rangka memberikan pemahaman wartawan tentang pentingnya peran media atau jurnalist dalam pelestarian lingkungan, kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 24 Oktober 2004 di Kendari, dengan menghadirkan pemateri Ir Anas Nikoyan Msi (aktivis LSM yang dipercaya sebagai konsultan Departemen For Internasional Develompment (DFID) Region Sulawesi).

Dialog para pihak : Menakar Emplementasi Program 100 hari SBY-MJK bidang lingkungan hidup di Indonesia dan Sultra pada khususnya. Yang berlangsung pada tanggal 6 Februari 2005 dengan pemateri : Kepala Bappedalda Sultra, Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Haluoleo dan Aktivis LSM Sultra dan Diskusi tentang penanganan illegal logging di Sultra dan ekspos data kasus illegal logging di Sultra dengan menghadirkan tiga pemateri yang selama ini melakukan kerja-kerja investigasi illegal logging yakni Edo Rahman Koordinator Investigastor Yayasan Cinta Alam (Yascita) Kendari persentase tentang HPH yang beroperasi di hutan Asera, Koordinator GREEN PRESS Yos Hasrul tentang hutan Konawe Selatan dan Investigator LSM SWAMI tentang illegal logging hutan jati Muna, yang berlansung 10 Pebruari 2005 di Kendari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar